TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Berita  

Dinkes se- Jabar dan Praktisi Bahas Khusus Hepatitis Akut Misterius

Kota Bandung – Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, serta dinas kesehatan 27 kabupaten/kota mengantisipasi kemunculan penyakit hepatitis akut misterius yang telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.
Jawa Barat sendiri tetap waspada meskipun belum menemukan kasus seperti di DKI Jakarta, yang telah ditemukan tiga kasus suspek hepatitis akut.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi, ada beberapa langkah awal antisipasi yang dilakukan. Pertama dengan surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing – masing stakeholders.

Kedua, menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis. “Ketiga, kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi – informasi – edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat,” ujar Nina dalam rapat koordinasi daring pada Sabtu (7/5/2022).

Keempat, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hinggga rumah sakit. ”Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini,” kata Nina.

Nina berharap melalui gerak cepat ini fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas.

Tak kurang dari 850 praktisi kedokteran membahas khusus kemunculan hepatitis akut misterius ini dalam rapat daring tersebut. Bertindak sebagai narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr. Anggraini Sp. A. K. Selain Kepala Dinkes Jabar beserta jajaran, hadir juga Kepala Labkesda Provinsi Jawa Barat, kepala dinkes 27 kota/kabupaten, Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Ketua IDAI, Ketua KKP, dan Kepala Labkesda kota/kabupaten.

BACA JUGA :  Disukai Publik, Ridwan Kamil Nilai Kinerjanya Diapresiasi

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini di Jabar belum terlaporkan penyakit tersebut. ”Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan,” tuturnya.

Namun demikian, Jabar akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti sering mencuci tangan, meminum air dan makanan yang matang dan bersih, menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.

BACA JUGA :  KBRI Swiss Umumkan Penemuan Emmeril Kahn Mumtadz

”Kita terus edukasi warga khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi COVID-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan COVID-19,” jelasnya.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute hepatitis of unknown  aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di  Skotlandia Tengah.