Voxnesia.com,Sumenep-Menindak lanjuti akasi jilid II terkait pengadaan batik ASN, Puluhan Mahasiswa Dear Jatim juga mendatangi kantor Dinas Koperasi Dan UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskop UMKM Prindag) kabupaten Sumenep menuntut bagaimana pengawasan Disperindag selama ini yang dinilai kurang memperhatikan nasib Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
“Disamping aksi yang kami lakukan di Pemerintah Kabupaten (Pemkab), kami juga melakukan aksi di depan kantor Disperindag kabupaten Sumenep untuk menanyakan pengawasan serta kinerja Disperindag”. Kata Kordinator Lapangan (Korlap) aksi Ali Rofiq. Kamis (2/02/203)
Pengadaan batik yang bertujuan untuk memberdayakan UMKM pengrajin batik tentunya ada korelasinya dengan Diskop UMKM Peringag selaku Dinas yang bekerjasama dengan Koperasi dan UMKM yang harus tau betul persoalan ini
“Tapi faktanya Diskop UMKM Perindag seakan-akan tutup mata dengan adanya persoalan ini, karena kita tau bahwa pengawasan terhadap kesejahteran UMKM merupakan tanggung jawa dari pihak Disperindag”. Terangnya
Selain itu, perlu kita ketahui bersama bahwa batik di Sumenep merupakan salah satu batik unggulan UMKM yang katanya akan dikenalkan ke manca Negara.
“Namun kalau seperti ini pekerjaan dan pengawasan Diskop UMKM Perindag tidak mampu menghadapi problem yang melibatkan UMKM menjerit, lebih baik Diskop UMKM Perindag dibubarkan saja”. Jelasnya
Menurut Rofiq, batik yang dipakai setiap hari kamis dan jum’at sudah dijamin oleh APBD tapi faktanya ASN malah membeli dengan uang pribadi
“Semuanya sudah di tangguhkan kepada APBD, namun faktanya menggunakan uang pribadi, bahkan Sekretaris dari Kepala Diskop UMKM Perindag mengaku bahwa batik tersebut di tebus memakai uang pribadi, maka ini juga sudah sangat jelas bahwa Disperindag ada dugaan tindak pidana korupsi terhadap APBD”. Tendasnya
Dalam kesempatan tersebut Kepala Diskop UMKM Perindag Melalui Sekretarisnya menjelaskan kepada massa aksi bahwa, Diskop UMKM Perindag harus mengikuti secara prosedural yang ada, seperti tidak dengan langsung menyanyakan kepada satu persatu UMKM
“Menurut kami selama ini UMKM yang mersa terintimidasi atau tersingkirkan sampai saat ini belum ada laporan kepada kami, jadi kami harus menunggu laporan dari para UMKM pengrajin batik yang merasa tersingkirkan dulu baru kami menindak lanjuti”. Ungkapnya
Selama aksi berlansung sampai selesai, massa aksi merasa sangat geram lantaran perwakilan dari Kepala dinas atau Sekretarinya menyikapi persoalaan tersebut seakan-akan biasa saja, bahkan menggambarkan ketidak sopanan dengan menampakkan wajah yang seringkali cengengesan.(Red)